Minggu, 24 Mei 2009

Budaya Hidup Sehat

Budaya hidup sehat di kampung kami, sudah terjadi secara turun temurun. para orang tua selalu menganjurkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari kami. Seperti mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 x sehari, mencuci kaki sebelum tidur, memakai baju yang bersih, dan lain-lain. Diakui atau tidak, disadari atau tidak, kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Ini adalah fakta nyata dan sangat mudah dibuktikan. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Bila dikaitkan dengan sejarah kelahiran manusia, bagi manusia yang lahir, kesehatan bukan kebutuhan yang pertama. Kebutuhan hidup yang pertama dan utama bagi seorang bayi adalah udara dan makanan. Bagi dirinya, tidak mengenal tentang kebutuhan hidup sehat.

Hal ini akan berbeda dengan seorang ibu. Pelayanan yang akan diberikan kepada anak yang baru lahir adalah pelayanan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehatnya. Bahkan pertanyaan pertama yang sering diajukan oleh seorang ibu atau anggota keluarga, adalah ”sehatkah bayi yang baru lahir tersebut ? apakah fisiknya sehat atau lengkap ?” dan sejenisnya. Orang tua, ibu hamil atau anggota keluarga, tidak akan banyak bertanya mengenai kebutuhan makanan bagi sang bayi. Pertanyaan yang mereka ajukan adalah pertanyaan yang terkait dengan masalah kesehatan bayi tersebut.

Terkait dengan ini, jelas sudah bahwa kesehatan adalah salah satu aspek dari kehidupan manusia dan salah satu dari kebutuhan hidup manusia. Tidak akan genap kemanusiaan seseorang, khususnya dari sisi fungsi hidupnya, tanpa disertai dengan masalah kesehatan. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang strategis.

Perlu ditegaskan di sini, bahwa manusia memiliki banyak kebutuhan. Selain butuh makan, minum, pangan dan hiburan, manusia pun butuh kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Maka tidak mengherankan bila dalam kalimat yang dikemukakan sebelumnya pun dinyatakan bahwa ’health is not everything’. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah sekedar salah satu kebutuhan hidup manusia, layaknya manusia butuh makan, minum, berpakaian dan lain sebagaianya.

Sehat sebagai investasi

Makanan adalah investasi bagi tubuh untuk jangka waktu yang pendek. Peran makanan paling lama adalah 12 jam, itu pun bisa kurang. Artinya, bila tidak makan seorang manusia mampu menjaga stamina tubuh dan kenyamanannya paling lama 12 jam. Selepas itu, manusia membutuhkan asupan makanan lagi. Kebutuhan akan air, bahkan lebih pendek lagi. Orang yang mengalami dehidrasi (kekurangan air) akan mudah terancam jiwanya. Hal ini memberikan keterangan bahwa makanan adalah investasi yang sangata pendek. Terlebih lagi, bila kualitas nutrisi makanan itu sangat buruk. Maka ancaman kesehatan itu akan semakin besar.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang, namun lebih terkait dengan kebutuhan aktivitas dan intelektual. Berbeda dengan makanan dan pendidikan, kesehatan adalah investasi kehidupan untuk jangka panjang. Kesehatan adalah investasi (modal hidup) untuk aspek biologis, sosial dan intelektual.

Orang yang sehat akan dengan mudah menikmati berbagai asupan makanan. Hal ini berbeda dengan perasaan orang yang sedang sakit. Jangkankan makanan yang tidak disukainya, makanan yang selama ini disukainya pun kadang dirasakannya sebagai makanan yang pait. Sehat dan kesehatan adalah investasi bagi kesehatan biologis (fisiologis).

Orang yang mengalami cedera akan sulit melakukan aktivitas. Mereka yang mengalami cedera lutut, akan sulit melakukan aktivitas kaki (seperti sepakbola, lari), cedera pergelangan menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas tangan (seperti bulu tangkis atau bola volly), dan lain sebagainya. Karena sakit pula, seseorang bisa absen dari perkuliahan, kerja-kerja sosial di masyarakat, atau pergi ke kantor. Kesehatan adalah investasi sosial dalam menunjang kegiatan sosial.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kesehatan akan menunjang produktivitas dan kreativitas seseorang. Dengan tubuh yang sehat dan atau jasmani yang bugar, pikiran akan terang dan mudah untuk digunakan. Sedangkan bila tubuh dalam keadaan letih dan lemah, maka pikiran akan sulit untuk digunakan secara maksimal. kesehatan adalah modal penting untuk melakukan aktivitas intelektual.

Berdasarkan pertimbangan ini, jelas sudah bagi kita, bahwa kesehatan adalah modal sosial (investasi sosial) jangka panjang bagi hidup dan kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan bila kemudian, masalah kesehatan ini menjadi perburuan setiap manusia.

Sehat sebagai hak

Benar, kesehatan menjadi salah satu perburuan manusia. Setiap manusia membutuhkan kesehatan. Karena kesehatan adalah hak setiap individu. Hal ini telah dinyatakan dengan tegas dalam UU Nomor 23 Tahun 1992, pasal 4, bahwa ”setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal”.

Sehat adalah hak. Secara teori, sebagai sebuah hak, ada kebebasan bagi setiap individu untuk bisa memilih atau menggunakannya. Artinya, derajat kesehatan itu mau diraih atau mau ditinggalkannya. Setiap orang berhak untuk menolak hidup sehat. Karena sehat adalah sebuah hak, maka individu itu berhak untuk mendapatkan dan atau menolaknya.

Mungkin agak heran bila kita mengatakan bahwa ada orang yang menolak hidup sehat. Kendati sebagai sebuah hak, setiap orang cenderung menyetujui prinsip umum bahwa setiap orang butuh kesehatan. Artinya, kendati memang sebuah hak, namun setiap orang merasakan bahwa hak itu adalah hak mutlak, yang tidak bisa ditawar. Setiap orang akan mengambil dan memanfaatkan hak sehat tersebut.

Namun pada kenyataannya, ternyata prinsip umum atau dugaan umum ini tidak selamanya tepat. Karena dalam kenyataannya banyak orang yang tidak memanfaatkan hak sehat ini. Ada orang yang menolak hak sehat dengan cara merokok, mengganja, meminum minuman keras, dan lain sebagainya. Perilaku yang mereka tunjukkan itu, adalah salah satu bentuk nyata dari ’menolak secara tidak langsung’ terhadap haknya untuk hidup sehat.

Memang benar, ada orang yang melakukan semua hal tersebut (merokok, mengganja atau minum miras) sebagai bentuk hak pribadi. Karena ada sebuah mitos sosial yang dimiliki dan diyakininya, maka ketika diingatkan akan bahaya melakukan tindakan tersebut bagi kesehatan, mereka tetap menolaknya. Mereka tetap melanjutkan gaya hidup tersebut, dengan alasan itu adalah hak pribadi dan sesuai pilihan hidupnya. Ini adalah contoh kasat mata, maka sehat adalah hak bagi individu dan potensial di tolaknya. Semua orang meyakini bahwa hidup sehat itu adalah perlu, namun tidak semua orang memanfaatkan hak sehat dalam hidupnya. Paradoks, namun itulah sebuah kenyataan.

Karena sehat sebagai sebuah hak, maka setiap invidu memiliki hak untuk mendapatkan layanan kesehatan. Dalam kaitan masalah ini, pemerintah khususnya, memiliki kewajiban untuk memberikan layanan kesehatan yang terjangkau kepada semua pihak. Lebih khususnya lagi, setiap tenaga kesehatan atau lembaga kesehatan, memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang sama kepada setiap warga negara. Karena setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan derajat kesehatan.

Perubahan status rumah sakit pemerintah menjadi Badan Usaha Milik Negara mendorong rumah sakit (tempat layanan kesehatan) cenderung melakukan komersialisasi. Demikian juga status hukum rumah sakit swasta. Tempat pelayanan kesehatana tersebut, sangat terbuka menjadi lembaga profit. Mereka akan menerapkan prinsip ekonomi dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Bila kejadian ini menjadi trend di masyarakat kita, maka hak masyarakat untuk hidup sehat akan mulai terdiskriminasikan. Kesehatan seolah-olah hanya hak orang yang punya (be have), dan bukan untuk orang miskin (be have not).

Padahal sesungguhnya, siapapun orangnya, dan berapapun daya belinya, mereka memiliki hak untuk sehat yang sama dengan orang lain. Pada wilayah ini, Pemerintah berkewajiban untuk menjaga keadaan agar setiap masyarakat mampu mendapatkan haknya, yaitu hak untuk sehat.

Sehat sebagai kewajiban

Selaras dengan hal ini, sehat bukan sekedar hak, sehat adalah sebuah kewajiban. Keterangan ini dapat ditemukan dalam undang-undang tentang kesehatan. Lebih tepatnya, pada pasal 5 di undang-undang Kesehatan tersebut dinyatakan bahwa, ”setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungannya”.

Dalam menjelaskan prinsip ini, kiranya dapat direnungkan prinsip umum berikut ini.

“Untuk mendapatkan derajat kesehatan yang prima, setiap orang wajib berkontribusi. Sedangkan untuk mendapatkan derajat ketidaksehatan, cukup satu orang saja yang melakukanny”..

Cukup seorang saja, atau satu pihak saja untuk membuat lingkungan yang buruk. Dengan cara membuang sampah sembarang, maka satu kampung bisa menderita sakit. Bisa karena sakit akibat pencemaran air, pencemaran tanah, maupun musibah banjir yanga kemudian disusul dengan munculnya berbagai wabah. Hal ini menunjukkan informasi bahwa untuk menimbulkan sebuah penyakit atau wabah, tidak perlu setiap orang bertindak. Cukup satu orang saja yang berbuat buruk, maka penyakit akan dengan mudah mewabah.

Berbeda dengan kebutuhan untuk hidup sehat. Untuk mendapatkan derajat hidup sehat, setiap orang wajib menunjukkan peran dan kontribusinya. Sedangkan untuk menghancurkan derajat kesehatan, cukup satu orang atau satu pihak saja untuk menyebabkannya.

Pada konteks inilah, maka setiap orang memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik derajat kesehatan perseorangan, keluarga maupun lingkungan. Dengan kata lain, sehat adalah kewajiban. Setiap orang wajib untuk mendukung usaha-usaha menciptakan lingkungan yang sehat.

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa ”untuk mendapatkan derajat hidup sehat, setiap orang wajib menunjukkan peran dan kontribusinya. Sedangkan untuk menghancurkan derajat kesehatan, cukup satu orang atau satu pihak saja untuk menyebabkannya.”

Sehat sebagai tujuan

Bila dalam bahasan awal, kesehatan adalah modal (starting point), dalam bagian ini lebih dimaknai sebagai akhir. Setiap manusia butuh hidup sehat, baik dalam pengertian sehat jasmani, rohani, intelektual, sosial maupun ekonomi. Dengan kata lain, sehat adalah tujuan hidup. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin menderita sakit. Karena sakit adalah sesuatu hal yang mengerikan. Kematian adalah rasa sakit dan bentuk sakit yang terakhir dirasakan manusia.

Kalau ada yang bertanya, untuk apa kita melakukan banyak aktivitas ? salah satu jawabannya adalah untuk bisa bertahan hidup. Bisa bertahan hidup adalah ciri dari sehat, hanya orang yang sehat yang bisa bertahan hidup. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha keras untuk tetap menjaga kesehatannya. Karena dengan kesehatannya itulah, dirinya akan menjadi orang yang mampu melakukan aktivitas secara maksimal.

Berbagai hal yang dilakukan oleh manusia, sesungguhnya adalah untuk mendapatkan derajat sehat. Makan, minum, olahraga, mengkonsumsi suplemen atau melakukan refreshing tiada lain adalah untuk mendapatkan derajat kesehatan yang prima. seorang gadis akan merasa risih, bila melihat kulit wajah, tangan atau bagian tubuhnya kurang tampak bersih dan cerah. Bila hal itu kemudian dialaminya, kemudian dia melakukan medicure atau aktivitas lainnya untuk mengembalikan derajat kesehatan yang dimilikinya. Sehat adalah tujuan hidup.

Gaya hidup sehat

Mengamalkan hidup sehat tidak berarti meninggalkan pelbagai kenikmatan, namun kita harus memahami risiko kebiasaan yang kita lakukan terhadap kesehatan. Ada tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan gaya hidup sehat.

Pertama, makanlah makanan yang bervariasi. Jumlah kalori serta komposisinya sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda. Makanan hendaklah mengandung serat, buah, dan sayur. Kurangi makanan yang tinggi lemak. Jangan mengonsumsi garam berlebihan. Hindari makanan yang tidak bersih. Kebiasaan makan di luar rumah berisiko terinfeksi penyakit yang ditularkan melalui makanan. Karena itu bila jajan pilihlah makanan yang bersih.

Kedua, jagalah berat badan Anda. Obesitas merupakan risiko untuk penyakit jantung dan kencing manis. Bila berat badan berlebih, usahakan menurunkan dengan mengubah pola makan dan berolahraga. Ketiga, melaksanakan olahraga secara teratur, sedikitnya lima kali dalam seminggu dan usahakan berolahraga minimal 30 menit.

Keempat, hindari rokok. Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, bronkhitis, kanker paru, mulut, esofagus, kandung kemih dan leher rahim.

Kelima, hindari alkohol. Bila Anda mempunyai kebiasaan minum alkohol batasi jumlahnya. Jangan minum alkohol selama hamil atau sewaktu akan mengendarai kendaraan.

Keenam, hindari kecelakaan. Sebagian besar kecelakaan sebenarnya dapat dihindari atau dikurangi dampaknya terhadap kesehatan. Gunakan sabuk pengaman bila mengendarai mobil dengan kesadaran mencegah cedera, bukan karena takut pada polisi. Begitu pula menggunakan helm bila naik motor. Keselamatan di tempat kerja juga perlu diperhatikan. Pakailah masker bila bekerja di tempat yang berdebu.

Ketujuh, cegahlah polusi. Di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia dinyatakan sebagai kota yang mempunyai polusi udara tinggi. Pemeliharaan kebersihan udara dan air tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua warga. Kurangi penggunaan kendaraan bermotor, hindari penggunaan freon pada kulkas, AC. Asap rokok, asap dapur dapat mengganggu saluran napas terutama saluran napas anak. Selain itu jangan menggunakan deterjen secara berlebihan.

Pemeriksaan kesehatan berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala (check up) telah populer di masyarakat. Rumah sakit banyak yang menawarkan layanan pemeriksaan berkala, baik yang sederhana maupun yang lengkap. Pemeriksaan kesehatan berkala bertujuan menemukan penyakit secara dini. Melalui pemeriksaan berkala, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi risiko timbulnya penyakit dapat ditemukan dan kalau mungkin diperbaiki.

Namun, acapkali pemeriksaan kesehatan berkala dilaksanakan secara berlebihan sehingga boros. Seorang yang berumur 30 tahun dan kadar kolesterolnya normal tidak perlu memeriksakan kolesterol setiap bulan, cukup setiap tiga tahun. Kebiasaan lain yang juga mungkin dilakukan orang yang akan melaksanakan pemeriksaan kesehatan adalah mempersiapkan diri agar hasil pemeriksaannya normal. Tindakan ini menipu diri sendiri. Kita akan sehat bila kesehatan kita baik sepanjang waktu, bukan hanya menjelang pemeriksaan kesehatan.

Sebagian pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan sendiri, misalnya, pengukuran berat badan, tekanan darah, pemeriksaan payudara, kulit, dan testis. Namun, untuk pemeriksaan yang menyeluruh diperlukan pemeriksaan dokter serta pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen, rekaman jantung, dan sebagainya. Pelbagai penyakit yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan kesehatan berkala, misalnya, kencing manis, hipertensi, glaukoma (peningkatan tekanan bola mata).

Jenis dan jangka pemeriksaan kesehatan berkala disesuaikan dengan umur, jenis kelamin serta faktor risiko. Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel pemeriksaan kesehatan berkala pada usia di atas 30 tahun.

Berlainan dengan kebiasaan yang sering dilakukan, pemeriksaan laboratorium pada pemeriksaan berkala yang dianjurkan American Medical Association tidak perlu terlalu banyak jumlahnya dan tidak perlu terlalu sering dilakukan. Jika seseorang telah didiagnosis penyakit tertentu, misalnya, kencing manis, baru dia memerlukan pemeriksaan pemantau yang lebih sering.

Pada pemeriksaan mata dilakukan pemeriksaan mengenai gangguan penglihatan, otot mata serta gangguan mata lainnya. Risiko gangguan mata meningkat pada orang yang menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, dan ada riwayat keluarga terkena glaukoma.

Pemeriksaan gigi meliputi keadaan gigi, gusi, lidah dan kemungkinan kanker mulut. Risiko meningkat bila merokok atau mengunyah tembakau.

Pemeriksaan pap smear bertujuan menemukan sel abnormal pada leher rahim yang dapat menjurus ke kanker. Dianggap berisiko bila mempunyai kutil di alat kelamin. Mammogram untuk pemeriksaan payudara. Dianggap berisiko bila mempunyai keluarga dekat menderita kanker payudara.

Pemeriksaan tekanan darah dilakukan untuk memantau tekanan darah. Dianggap berisiko bila mempunyai keluarga mengidap penyakit darah tinggi, jantung, ginjal, stroke, kencing manis, dan bertubuh gemuk.

Pemeriksaan kolesterol dilakukan untuk memantau kadar kolesterol darah yang dapat merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Dianggap berisiko bila mempunyai keluarga yang mempunyai penyakit jantung koroner pada usia muda.

Dibandingkan dengan pemeriksaan berkala yang biasa dilakukan di Indonesia, sebenarnya anjuran ini lebih sederhana dan sudah tentu juga lebih hemat. Pemeriksaan ini sudah mencukupi untuk pemeriksaan kesehatan berkala orang yang tak mempunyai keluhan.

Semakin meningkat usia, pemeriksaan perlu lebih kerap dilakukan. Pada orang yang berusia diatas 50 tahun, pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan setahun sekali, karena risiko menderita darah tinggi semakin meningkat. Pada anjuran ini sampai usia 65 tahun bila tak ada keluhan, konsultasi dengan dokter cukup setiap satu sampai dua tahun sekali. Setelah usia 65 tahun meski tak ada keluhan perlu memeriksakan diri pada dokter setahun sekali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar