Rabu, 03 Juni 2009

Inilah email ibu Prita yang membuat dia dipenjara

RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif Prita Mulyasari – suaraPembaca Jakarta – Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan. Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus. Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000. dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah. Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien. Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal. Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul. Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja. Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali. Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja. Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan. Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri. dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan. Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif. Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000. Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut. Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis. Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya. Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan. Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore. Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista. Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas. Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut. Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah. Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang. Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum. Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami. Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni. Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap. Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik. Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini. Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain. Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan. Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan. Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini. Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.
Salam, Prita Mulyasari Alam Sutera prita.mulyasari@yahoo.com 081513100600 (msh/msh)[detik.com]

Kamis, 28 Mei 2009

Pengertian Akne adalah penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berikaitan dengan folikel rambut (folikel pilosebasea)
Jenis akne
  1. Meradang: Folikel tersumbat oleh sebum dan bakteri yang berprofilerasi dikanal --> folikel mengalami ruptur & sebum serta bakteri keluar kedermis dan meyebabkan peradangan jaringan dermis
  2. Non radang : Folikel tidak pecah tetapi berdilatasi, sebun mengalir kepermukaan kulit (black head, konedo terbuka) atau kanalis tetap tersumbat (whitehead, komedo tertutup)
Insiden
  • Paling sering ditemukan pada remaja & dewasa muda diantara usia 12 – 35 tahun
  • Tertinggi pada usia 14 – 17 tahun pada perempuan
  • Tertinggi pada usia 16 – 19 tahun pada laki-laki (clark, 1993)
Etiologi
Pembentukan sebum dirangsang oleh androgen terutama testosteron. Peningkatan tajam androgen pada remaja putra dan putri selama pubertas merupakan penyebab munculnya akne dengan tingkat keparahannya. Infeksi bakteri propionibacterium pada folikel yang tersumbat diperparah oleh higiene yang kurang, gizi buruk dan stres. Penyebab lain yaitu asam lemak bebas, pengaruh endokrin, stres, keturunn dan infeksi
Patogenesis
Hormon androgen --> Stimulasi kelenjar sebasea --> Kelenjar sebasea membesar --> Sekresi sebum --> Merembes keluar kepermukaan kulit --> Sumbatan pada ductus pilo sebasea Manifestasi klinis Timbul lesi berupa komedo terbuka, komedo tertutup, nodus, pustul, kista dan jaringan parut, biasanya terdapat diwajah, punggung dan bahu Komplikasi Terbentuk jaringan parut --> rasa percaya diri terganggu
Derajat akne
  1. I : memilki komedo, papula, pustula yamg kurang dari 10 buah pada salah satu sisi wajah
  2. II : 10 hingga 20 komedo, papula atau pustula
  3. III : 25 – 50 buah
  4. IV : > 50 buah
Test diagnostik Biopsi lesi, tes ini jarang dilakukan
Penatalaksanaan
Tujuan:
  1. menurunkan koloni bakteri
  2. menurunkan aktivitas kelenjar sebasea
  3. mencegah agar folikel tidak tersumbat
  4. menurunkan inflamasi
  5. memerangi infeksi sekunder
  6. meminimalkan pembentukan jaringan parut
  7. mengeliminasi faktor-faktor predisposisi terjadinya akne
Terapi diet
Hindari jenis atau produk makanan yang meningkatkan intensitas akne seperti cokelat, cola, goreng-gorengan dan produk susu
Higiene kulit
  • akne ringan --> basuh muka 2 x/hari dg sabun pembersih muka --> menghilangkan minyak kulit yang berlebihan
  • menghilangkan komedo dg spons abrasif seperti bif-buf
  • hindari kosmetik yang bahan dasarnya minyak
Farmakoterapi topikal
- benzoil peroksida
  • mengurangi lesi inflamasi
  • menekan produksi sebum dan menguraikan sumbat komedo
  • efek anti bakteri
- Asam vitamin A
  • menghilagkan sumbat keratin ductus pilosebasea
  • mempercepat proese pergantian sel
  • menghilangkan komedo dan mencegah komedo baru
- Anti biotik topikal
  • Menekan pertumbuhan bakteri
  • Menurunkan kadar asam lemak bebas pada permukaan kulit
Terapi sistemik
  • anti biotik sistemik mis: tetrasiklin
  • Rerinoid oral--> senyawa vitamin A sintetik (isotretinoin = accutane)
  • Terapi hormon, dengan hormon Estrogen
Terapi bedah
  • Ekstaksi komedo
  • Kriosurgeri (Pembekuan dengan nitrogen cair)
  • Dermabrasi
Proses Keperawatan
Pengkajian
  • Tanyakan tentang persepsi koien terhadap keadaan kulitnya
  • Tanyakan tentang kosmetik yang digunakan, krim, pelembab dan preparat akne yang dibeli di tiko-toko obat
  • Kaji persepsi klien terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan intensitas akne
  • Pada pemeriksaan fisik, kaji bentuk lesi (papula, nodula, pustuula dan kista)
Diagnosa Keperawatan
  1. Penatalaksanaan program terpeutik tidak efektif b.d pengetahuan yang tidak memadai mengenai keadaan tersebut (penyebab, perjalanan penyakit, pencegahan, pengobatan dan perawatan kulitnya)
  2. Gangguan citra tubuh b.d rasa malu dan frustrasi terhadap tampilan dirinya
  3. Resiko pembentukan sikatriks
  4. resiko infeksi
TUJUAN
  1. Meningkatkan pemahaman klien tentang penyakitnya agar patuh dalam terapi
  2. menerima keadaan dirinya
  3. tidak terjadi komplikasi
INTERVENSI
1. Meningkatkan kepatuhan dan pemahaman terhadap terapi
  • Yakinkan bahwa akne tidak berhubungan dengan ketidak bersihan, kesalahan makan, masturbasi maupun aktivitas seksual
  • Jelaskan program terapi dan efek samping terapi
  • Berikan penjelasan bahwa penyakit akne tidak mungkin hilang dalam jangka waktu yang singkat --> pasien teguh dalam berobat
  • Anjurkan penggunaan pemebrsih kulit yang diresepkan dokter
2. Meningkatkan penerimaan diri
  • Libatkan klien dalam terapi
  • Ajarkan teknik-teknik mengatasi stres
  • Bersihkan wajah dengan sabun yang lembut 2 kali sehari untuk menghilangkan minyak dari permukaan kulit untuk mencegah obstruksi kelenjar lemak
  • Hindarkan menggosok wajah terus menerus
  • Hindari keadaan yang dapat menyebabkan trauma pada wajah
3. Pemantauan dan penanganan komplikasi potensial: Jaringan Parut (sikatrik)
  • Pengobatan secara teratur
  • Hindari manipulasi pada komedo,, papula dan pustula
  • Berikan penjelasan tentang efek terapi pembedahan sebelum terapi pembedahan dilakukan
  • Infeksi
  • Observasi tanda-tanda infeksi tu pd wanita dengan terapi tetrasiklin dalam jangka waktu yang lama
  • dapat menyebakna gejala kandidiasis oral atau vaginal.
EVALUASI
  1. mengembangkan peningkatan pemahaman terhadap masalah kulit
  2. mematahui terapi yang diresepkan
  3. mengembangkan kemampuan untuk menerima keadaan dirinya
  4. memperlihatkan tidak adanya komplikasi

Kelainan pada Otot

STRAIN
Strain adalah trauma pada suatu otot atau tendon, biasanya disebabkan oleh peregangan otot atau tendon yang melebihi batas normalnya. Strain dapat disertai robekan atau ruptur jaringan. Pada cedera otot atau tendon terjadi peradangan yang menyebabkan jaringan membengkak dan terasa nyeri. Penyernbuhan mungkin memerlukan waktu beberapa minggu.
SPRAIN
Sprain (Keseleo) adalah trauma pada suatu sendi, biasanya berkaitan dengan cedera ligamentum. Pada keseleo yang berat, ligamentum. dapat putus. Sprain dapat menyebabkan peradangan, pembengkakkan, dan nyeri. Penyembuhan memerlukan waktu sampai beberapa minggu
RABDOMIOLISIS
Rabdomiolisis, yang juga disebut mioglobinuria, adalah adanya sejumlah hesar protein otot, mioglobin, di urin. Rabdomiolisis biasanya terjadi setelah trauma otot besar, terutama cedera yang disertai kehancuran otot. Lari jarak-jauh, infeksi tertentu yang parah, dan terpajan ke syok listrik dapat menyebabkan kerusakan otot luas dan pengeluaran mioglobin yang berlebihan. Rabdomiolisis dapat menyebabkan gagal ginjal apabila mioglobin terperangkap di kapiler atau tubulus ginjal.
RIGOR MORTIS
Rigor rnortis (kaku mayat) adalah kekakuan atau kontraksi otot-otot yang terjadi beberapa jam setelah kematian. Rigor mortis timbul akibat berkurangnya ATP di sel-sel otot. Tanpa adanya ATP yang terikat ke kepala miosin, maka jembatan-jembatan silang yang terbubung di otot pada saat dan segera setelah kematian tidak dapat dilepaskan dan otot tetap berkontraksi. DaIam satu hari, protein-protein otot dihancurkan oleh enzim-enzim lokal yang dikeluarkan oleh sel-sel yang berdegenerasi sehingga otot kembali melemas.
ATROFI
Atrofi adalah penurunan umkuran suatu sel atau jaringan. Atrofi suatu otot dapat terjadi akibat tidak digunakannya otot atau terjadi pemutusan saraf yang mepersarafi otot tersebut. Pada atrofi otot, ukuran miofibril berkurang, walaupun tidak benar-benar mengalami atrofi, kepadatan tulang dapat berkurang akibat tidak digunakannya tulang tersebut atau adanya penyakit atau defesiensi metabolik

Selasa, 26 Mei 2009

Presiden Tandatangani PP Tunjangan Dosen

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) mengenai pemberian tunjangan bagi para dosen, setelah sebelumnya pemerintah mengeluarkan PP sejenis yang mengatur tunjangan guru sebesar 100 persen dari gaji pokok setiap bulannya.

“Saya ingin memberi oleh-oleh atau kado. Kalau di waktu lalu sudah ada PP yang mengatur hak dan kewajiban guru, alhamdulillah saya telah menandatangani PP tentang Dosen,” kata Presiden Yudhoyono dalam pidato peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2009 di Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung, Bandung, Selasa.

Presiden menuturkan PP yang telah ditandatangani itu akan mengatur hak, kewajiban, serta tunjangan-tunjangan yang dapat diterima oleh para dosen.

Pengumuman tentang telah ditandatanganinya PP tersebut langsung disambut tepuk tangan meriah dari para tamu undangan yang kebanyakan para guru dan dosen.

“Sejalan dengan peningkatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan PNS dan dengan program-program pro rakyat, maka kesejahteraan untuk dosen, guru, dan maha guru dapat kita tingkatkan,” kata Presiden.

PP tentang dosen tersebut selain mengatur tentang tunjangan profesi, tunjangan khusus, serta tunjangan kehormatan, juga mengatur kompetensi serta kemampuan yang harus dimiliki oleh para dosen.

Tunjangan profesi dapat diterima tidak hanya oleh dosen PNS yang diangkat oleh pemerintah, tetapi juga dosen swasta dengan pengalaman dan kompetensi tertentu.

Pada acara peringatan Hardiknas, Presiden Yudhoyono menceritakan pengalaman karier militernya yang lama dihabiskan untuk mengajar di sekolah militer sehingga ia mengaku tahu persis gaji para dosen yang relatif kecil.

“Saya bertugas 15 tahun di Bandung, tiga tahun mengajar, juga lima tahun menjadi dosen di Seskoad. Nasibnya sama saja. Jadi, syukuri saja semua itu dan yang penting tetap semangat dan berkemampuan lebih tinggi lagi agar anak didik setelah lulus lebih berkualitas,” tuturnya.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Presiden mengingatkan, harus diperhatikan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan visioner dan strategis serta operasional dan pragmatis.

“Semuanya penting untuk dijalankan. Upaya itu agar benar-benar pendidikan di Indonesia dapat terus ditingkatkan kualitasnya,” ujarnya.

Presiden juga mengingatkan, untuk menjadi bangsa mandiri dan berdayasaing di abad 21, peran pendidik sangat penting dalam membentuk sumber daya manusia berkualitas.

“Untuk mencapai Indonesia seperti itu kita semua tahu bahwa pendidikan merupakan pilar utamanya, tiada lain adalah untuk membangun watak dan karakter bangsa,” kata Presiden.
Dikutip dari http://www.antarasumut.com/berita-sumut/berita-terkini/presiden-tandatangani-pp-tunjangan-dosen/

Konsep Sehat Sakit

Pada abad-abad terdahulu sehat ditentukan dalam arti yang normal dan alami, sehingga setiap sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam maka dianggap tidak sehat dan harus dicegah.

Pada zaman keemasan Yunani, sehat merupakan suatu virtue, sesuatu yang dibanggakan sedangkan sakit sebagai sesuatu yang yang tidak bermanfaat. Filosofi Cartesian yang berorientasi pada kesehatan fisik menyatakan bahwa sesorang dapat dikatakan sehat apabila tidak ditemukan kelainan fungsi dari alat tubuh, sedangkan aspek mental dan rohani bukan urusan medis melainkan dianggap sebagai urusan agama.

Dalam perjalanannya, terjadi perubahan setelah ditemukan adanya bibit penyakit. Hal tersebut memberikan isyarat bahwa seseorang dikatakan sehat apabila terbebas dari kuman penyakit didalam tubuhnya. Perkembangan pola pikir selanjutnya membuat pengertian akan sehat juga mengalami perubahan, sehingga pada tahun lima puluhan WHO memberikan definisi tentang sehat sebagai keadaan sehat sejahtera fisik mental-sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Definisi tersebut pada akhirnya mengalami perubahan, sehingga definisi WHO berikutnya seperti yang tertera dalam UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 memasukkan unsur produktif sosial dan ekonomi untuk menyempurnakan pengertian tentang sehat yang disusun sebelumnya.

Beberapa negara mengutamakan konsep sehat produktif yang mengartikan sehat merupakan sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya kesehatan harus diarahkan untuk membawa penduduk memiliki kesehatan yang cukup agar bisa hidup produktif

Minggu, 24 Mei 2009

Konsep Pemberdayaan

A. Pengertian
Pemberdayaan merupakan upaya fasilitas yang bersifat persuatif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sikap, prilaku dan kemampuan sesorang dalam menemukan perencanaan masalah, menggunakan sumber daya atau potensi yang dimilki.
B. Faktor-Faktor yang mendukung dengan menghambat pemberdayaan
  • Faktor yang menghambat pemberdayaan dalam suatu organisasi, kurangnya kesadaran atau komiten para anggota akan kurangnya kerjasama dalam organisasi
  • Kurangnya pelatihan yang diberikan terutama dalam hal peningkatan kompetensi
  • Kurangnya partisipasi dalam anggota dimana anggota dalam pengambilan suatu keputusan
  • Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah
  • Sarana dan prasarana yang kurang memadai
  • Faktor yang mendukung pemberdayaan dalam suatu organisasi adalah:
  • Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
  • Terciptanya sumber daya manusia yang memadai dalam hal pemberian pelayanan
  • Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan percaya pada keterampilan diri dan melakukan suatu pekerjaan
  • Mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi
  • Membuat struktur organisasi pada suatu instansi (ruangan) yang terdiri dari beberapa tim
  • Adanya tanggung jawab masing-masing anggota dalam pemberian pelayanan yang sesuai dengan kode etik dan standar profesi keperawatan

Budaya Hidup Sehat

Budaya hidup sehat di kampung kami, sudah terjadi secara turun temurun. para orang tua selalu menganjurkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari kami. Seperti mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 x sehari, mencuci kaki sebelum tidur, memakai baju yang bersih, dan lain-lain. Diakui atau tidak, disadari atau tidak, kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Ini adalah fakta nyata dan sangat mudah dibuktikan. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Bila dikaitkan dengan sejarah kelahiran manusia, bagi manusia yang lahir, kesehatan bukan kebutuhan yang pertama. Kebutuhan hidup yang pertama dan utama bagi seorang bayi adalah udara dan makanan. Bagi dirinya, tidak mengenal tentang kebutuhan hidup sehat.

Hal ini akan berbeda dengan seorang ibu. Pelayanan yang akan diberikan kepada anak yang baru lahir adalah pelayanan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehatnya. Bahkan pertanyaan pertama yang sering diajukan oleh seorang ibu atau anggota keluarga, adalah ”sehatkah bayi yang baru lahir tersebut ? apakah fisiknya sehat atau lengkap ?” dan sejenisnya. Orang tua, ibu hamil atau anggota keluarga, tidak akan banyak bertanya mengenai kebutuhan makanan bagi sang bayi. Pertanyaan yang mereka ajukan adalah pertanyaan yang terkait dengan masalah kesehatan bayi tersebut.

Terkait dengan ini, jelas sudah bahwa kesehatan adalah salah satu aspek dari kehidupan manusia dan salah satu dari kebutuhan hidup manusia. Tidak akan genap kemanusiaan seseorang, khususnya dari sisi fungsi hidupnya, tanpa disertai dengan masalah kesehatan. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang strategis.

Perlu ditegaskan di sini, bahwa manusia memiliki banyak kebutuhan. Selain butuh makan, minum, pangan dan hiburan, manusia pun butuh kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Maka tidak mengherankan bila dalam kalimat yang dikemukakan sebelumnya pun dinyatakan bahwa ’health is not everything’. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah sekedar salah satu kebutuhan hidup manusia, layaknya manusia butuh makan, minum, berpakaian dan lain sebagaianya.

Sehat sebagai investasi

Makanan adalah investasi bagi tubuh untuk jangka waktu yang pendek. Peran makanan paling lama adalah 12 jam, itu pun bisa kurang. Artinya, bila tidak makan seorang manusia mampu menjaga stamina tubuh dan kenyamanannya paling lama 12 jam. Selepas itu, manusia membutuhkan asupan makanan lagi. Kebutuhan akan air, bahkan lebih pendek lagi. Orang yang mengalami dehidrasi (kekurangan air) akan mudah terancam jiwanya. Hal ini memberikan keterangan bahwa makanan adalah investasi yang sangata pendek. Terlebih lagi, bila kualitas nutrisi makanan itu sangat buruk. Maka ancaman kesehatan itu akan semakin besar.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang, namun lebih terkait dengan kebutuhan aktivitas dan intelektual. Berbeda dengan makanan dan pendidikan, kesehatan adalah investasi kehidupan untuk jangka panjang. Kesehatan adalah investasi (modal hidup) untuk aspek biologis, sosial dan intelektual.

Orang yang sehat akan dengan mudah menikmati berbagai asupan makanan. Hal ini berbeda dengan perasaan orang yang sedang sakit. Jangkankan makanan yang tidak disukainya, makanan yang selama ini disukainya pun kadang dirasakannya sebagai makanan yang pait. Sehat dan kesehatan adalah investasi bagi kesehatan biologis (fisiologis).

Orang yang mengalami cedera akan sulit melakukan aktivitas. Mereka yang mengalami cedera lutut, akan sulit melakukan aktivitas kaki (seperti sepakbola, lari), cedera pergelangan menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas tangan (seperti bulu tangkis atau bola volly), dan lain sebagainya. Karena sakit pula, seseorang bisa absen dari perkuliahan, kerja-kerja sosial di masyarakat, atau pergi ke kantor. Kesehatan adalah investasi sosial dalam menunjang kegiatan sosial.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kesehatan akan menunjang produktivitas dan kreativitas seseorang. Dengan tubuh yang sehat dan atau jasmani yang bugar, pikiran akan terang dan mudah untuk digunakan. Sedangkan bila tubuh dalam keadaan letih dan lemah, maka pikiran akan sulit untuk digunakan secara maksimal. kesehatan adalah modal penting untuk melakukan aktivitas intelektual.

Berdasarkan pertimbangan ini, jelas sudah bagi kita, bahwa kesehatan adalah modal sosial (investasi sosial) jangka panjang bagi hidup dan kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan bila kemudian, masalah kesehatan ini menjadi perburuan setiap manusia.

Sehat sebagai hak

Benar, kesehatan menjadi salah satu perburuan manusia. Setiap manusia membutuhkan kesehatan. Karena kesehatan adalah hak setiap individu. Hal ini telah dinyatakan dengan tegas dalam UU Nomor 23 Tahun 1992, pasal 4, bahwa ”setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal”.

Sehat adalah hak. Secara teori, sebagai sebuah hak, ada kebebasan bagi setiap individu untuk bisa memilih atau menggunakannya. Artinya, derajat kesehatan itu mau diraih atau mau ditinggalkannya. Setiap orang berhak untuk menolak hidup sehat. Karena sehat adalah sebuah hak, maka individu itu berhak untuk mendapatkan dan atau menolaknya.

Mungkin agak heran bila kita mengatakan bahwa ada orang yang menolak hidup sehat. Kendati sebagai sebuah hak, setiap orang cenderung menyetujui prinsip umum bahwa setiap orang butuh kesehatan. Artinya, kendati memang sebuah hak, namun setiap orang merasakan bahwa hak itu adalah hak mutlak, yang tidak bisa ditawar. Setiap orang akan mengambil dan memanfaatkan hak sehat tersebut.

Namun pada kenyataannya, ternyata prinsip umum atau dugaan umum ini tidak selamanya tepat. Karena dalam kenyataannya banyak orang yang tidak memanfaatkan hak sehat ini. Ada orang yang menolak hak sehat dengan cara merokok, mengganja, meminum minuman keras, dan lain sebagainya. Perilaku yang mereka tunjukkan itu, adalah salah satu bentuk nyata dari ’menolak secara tidak langsung’ terhadap haknya untuk hidup sehat.

Memang benar, ada orang yang melakukan semua hal tersebut (merokok, mengganja atau minum miras) sebagai bentuk hak pribadi. Karena ada sebuah mitos sosial yang dimiliki dan diyakininya, maka ketika diingatkan akan bahaya melakukan tindakan tersebut bagi kesehatan, mereka tetap menolaknya. Mereka tetap melanjutkan gaya hidup tersebut, dengan alasan itu adalah hak pribadi dan sesuai pilihan hidupnya. Ini adalah contoh kasat mata, maka sehat adalah hak bagi individu dan potensial di tolaknya. Semua orang meyakini bahwa hidup sehat itu adalah perlu, namun tidak semua orang memanfaatkan hak sehat dalam hidupnya. Paradoks, namun itulah sebuah kenyataan.

Karena sehat sebagai sebuah hak, maka setiap invidu memiliki hak untuk mendapatkan layanan kesehatan. Dalam kaitan masalah ini, pemerintah khususnya, memiliki kewajiban untuk memberikan layanan kesehatan yang terjangkau kepada semua pihak. Lebih khususnya lagi, setiap tenaga kesehatan atau lembaga kesehatan, memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang sama kepada setiap warga negara. Karena setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan derajat kesehatan.

Perubahan status rumah sakit pemerintah menjadi Badan Usaha Milik Negara mendorong rumah sakit (tempat layanan kesehatan) cenderung melakukan komersialisasi. Demikian juga status hukum rumah sakit swasta. Tempat pelayanan kesehatana tersebut, sangat terbuka menjadi lembaga profit. Mereka akan menerapkan prinsip ekonomi dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Bila kejadian ini menjadi trend di masyarakat kita, maka hak masyarakat untuk hidup sehat akan mulai terdiskriminasikan. Kesehatan seolah-olah hanya hak orang yang punya (be have), dan bukan untuk orang miskin (be have not).

Padahal sesungguhnya, siapapun orangnya, dan berapapun daya belinya, mereka memiliki hak untuk sehat yang sama dengan orang lain. Pada wilayah ini, Pemerintah berkewajiban untuk menjaga keadaan agar setiap masyarakat mampu mendapatkan haknya, yaitu hak untuk sehat.

Sehat sebagai kewajiban

Selaras dengan hal ini, sehat bukan sekedar hak, sehat adalah sebuah kewajiban. Keterangan ini dapat ditemukan dalam undang-undang tentang kesehatan. Lebih tepatnya, pada pasal 5 di undang-undang Kesehatan tersebut dinyatakan bahwa, ”setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungannya”.

Dalam menjelaskan prinsip ini, kiranya dapat direnungkan prinsip umum berikut ini.

“Untuk mendapatkan derajat kesehatan yang prima, setiap orang wajib berkontribusi. Sedangkan untuk mendapatkan derajat ketidaksehatan, cukup satu orang saja yang melakukanny”..

Cukup seorang saja, atau satu pihak saja untuk membuat lingkungan yang buruk. Dengan cara membuang sampah sembarang, maka satu kampung bisa menderita sakit. Bisa karena sakit akibat pencemaran air, pencemaran tanah, maupun musibah banjir yanga kemudian disusul dengan munculnya berbagai wabah. Hal ini menunjukkan informasi bahwa untuk menimbulkan sebuah penyakit atau wabah, tidak perlu setiap orang bertindak. Cukup satu orang saja yang berbuat buruk, maka penyakit akan dengan mudah mewabah.

Berbeda dengan kebutuhan untuk hidup sehat. Untuk mendapatkan derajat hidup sehat, setiap orang wajib menunjukkan peran dan kontribusinya. Sedangkan untuk menghancurkan derajat kesehatan, cukup satu orang atau satu pihak saja untuk menyebabkannya.

Pada konteks inilah, maka setiap orang memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik derajat kesehatan perseorangan, keluarga maupun lingkungan. Dengan kata lain, sehat adalah kewajiban. Setiap orang wajib untuk mendukung usaha-usaha menciptakan lingkungan yang sehat.

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa ”untuk mendapatkan derajat hidup sehat, setiap orang wajib menunjukkan peran dan kontribusinya. Sedangkan untuk menghancurkan derajat kesehatan, cukup satu orang atau satu pihak saja untuk menyebabkannya.”

Sehat sebagai tujuan

Bila dalam bahasan awal, kesehatan adalah modal (starting point), dalam bagian ini lebih dimaknai sebagai akhir. Setiap manusia butuh hidup sehat, baik dalam pengertian sehat jasmani, rohani, intelektual, sosial maupun ekonomi. Dengan kata lain, sehat adalah tujuan hidup. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin menderita sakit. Karena sakit adalah sesuatu hal yang mengerikan. Kematian adalah rasa sakit dan bentuk sakit yang terakhir dirasakan manusia.

Kalau ada yang bertanya, untuk apa kita melakukan banyak aktivitas ? salah satu jawabannya adalah untuk bisa bertahan hidup. Bisa bertahan hidup adalah ciri dari sehat, hanya orang yang sehat yang bisa bertahan hidup. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha keras untuk tetap menjaga kesehatannya. Karena dengan kesehatannya itulah, dirinya akan menjadi orang yang mampu melakukan aktivitas secara maksimal.

Berbagai hal yang dilakukan oleh manusia, sesungguhnya adalah untuk mendapatkan derajat sehat. Makan, minum, olahraga, mengkonsumsi suplemen atau melakukan refreshing tiada lain adalah untuk mendapatkan derajat kesehatan yang prima. seorang gadis akan merasa risih, bila melihat kulit wajah, tangan atau bagian tubuhnya kurang tampak bersih dan cerah. Bila hal itu kemudian dialaminya, kemudian dia melakukan medicure atau aktivitas lainnya untuk mengembalikan derajat kesehatan yang dimilikinya. Sehat adalah tujuan hidup.

Gaya hidup sehat

Mengamalkan hidup sehat tidak berarti meninggalkan pelbagai kenikmatan, namun kita harus memahami risiko kebiasaan yang kita lakukan terhadap kesehatan. Ada tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan gaya hidup sehat.

Pertama, makanlah makanan yang bervariasi. Jumlah kalori serta komposisinya sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda. Makanan hendaklah mengandung serat, buah, dan sayur. Kurangi makanan yang tinggi lemak. Jangan mengonsumsi garam berlebihan. Hindari makanan yang tidak bersih. Kebiasaan makan di luar rumah berisiko terinfeksi penyakit yang ditularkan melalui makanan. Karena itu bila jajan pilihlah makanan yang bersih.

Kedua, jagalah berat badan Anda. Obesitas merupakan risiko untuk penyakit jantung dan kencing manis. Bila berat badan berlebih, usahakan menurunkan dengan mengubah pola makan dan berolahraga. Ketiga, melaksanakan olahraga secara teratur, sedikitnya lima kali dalam seminggu dan usahakan berolahraga minimal 30 menit.

Keempat, hindari rokok. Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, bronkhitis, kanker paru, mulut, esofagus, kandung kemih dan leher rahim.

Kelima, hindari alkohol. Bila Anda mempunyai kebiasaan minum alkohol batasi jumlahnya. Jangan minum alkohol selama hamil atau sewaktu akan mengendarai kendaraan.

Keenam, hindari kecelakaan. Sebagian besar kecelakaan sebenarnya dapat dihindari atau dikurangi dampaknya terhadap kesehatan. Gunakan sabuk pengaman bila mengendarai mobil dengan kesadaran mencegah cedera, bukan karena takut pada polisi. Begitu pula menggunakan helm bila naik motor. Keselamatan di tempat kerja juga perlu diperhatikan. Pakailah masker bila bekerja di tempat yang berdebu.

Ketujuh, cegahlah polusi. Di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia dinyatakan sebagai kota yang mempunyai polusi udara tinggi. Pemeliharaan kebersihan udara dan air tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua warga. Kurangi penggunaan kendaraan bermotor, hindari penggunaan freon pada kulkas, AC. Asap rokok, asap dapur dapat mengganggu saluran napas terutama saluran napas anak. Selain itu jangan menggunakan deterjen secara berlebihan.

Pemeriksaan kesehatan berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala (check up) telah populer di masyarakat. Rumah sakit banyak yang menawarkan layanan pemeriksaan berkala, baik yang sederhana maupun yang lengkap. Pemeriksaan kesehatan berkala bertujuan menemukan penyakit secara dini. Melalui pemeriksaan berkala, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi risiko timbulnya penyakit dapat ditemukan dan kalau mungkin diperbaiki.

Namun, acapkali pemeriksaan kesehatan berkala dilaksanakan secara berlebihan sehingga boros. Seorang yang berumur 30 tahun dan kadar kolesterolnya normal tidak perlu memeriksakan kolesterol setiap bulan, cukup setiap tiga tahun. Kebiasaan lain yang juga mungkin dilakukan orang yang akan melaksanakan pemeriksaan kesehatan adalah mempersiapkan diri agar hasil pemeriksaannya normal. Tindakan ini menipu diri sendiri. Kita akan sehat bila kesehatan kita baik sepanjang waktu, bukan hanya menjelang pemeriksaan kesehatan.

Sebagian pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan sendiri, misalnya, pengukuran berat badan, tekanan darah, pemeriksaan payudara, kulit, dan testis. Namun, untuk pemeriksaan yang menyeluruh diperlukan pemeriksaan dokter serta pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen, rekaman jantung, dan sebagainya. Pelbagai penyakit yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan kesehatan berkala, misalnya, kencing manis, hipertensi, glaukoma (peningkatan tekanan bola mata).

Jenis dan jangka pemeriksaan kesehatan berkala disesuaikan dengan umur, jenis kelamin serta faktor risiko. Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel pemeriksaan kesehatan berkala pada usia di atas 30 tahun.

Berlainan dengan kebiasaan yang sering dilakukan, pemeriksaan laboratorium pada pemeriksaan berkala yang dianjurkan American Medical Association tidak perlu terlalu banyak jumlahnya dan tidak perlu terlalu sering dilakukan. Jika seseorang telah didiagnosis penyakit tertentu, misalnya, kencing manis, baru dia memerlukan pemeriksaan pemantau yang lebih sering.

Pada pemeriksaan mata dilakukan pemeriksaan mengenai gangguan penglihatan, otot mata serta gangguan mata lainnya. Risiko gangguan mata meningkat pada orang yang menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, dan ada riwayat keluarga terkena glaukoma.

Pemeriksaan gigi meliputi keadaan gigi, gusi, lidah dan kemungkinan kanker mulut. Risiko meningkat bila merokok atau mengunyah tembakau.

Pemeriksaan pap smear bertujuan menemukan sel abnormal pada leher rahim yang dapat menjurus ke kanker. Dianggap berisiko bila mempunyai kutil di alat kelamin. Mammogram untuk pemeriksaan payudara. Dianggap berisiko bila mempunyai keluarga dekat menderita kanker payudara.

Pemeriksaan tekanan darah dilakukan untuk memantau tekanan darah. Dianggap berisiko bila mempunyai keluarga mengidap penyakit darah tinggi, jantung, ginjal, stroke, kencing manis, dan bertubuh gemuk.

Pemeriksaan kolesterol dilakukan untuk memantau kadar kolesterol darah yang dapat merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Dianggap berisiko bila mempunyai keluarga yang mempunyai penyakit jantung koroner pada usia muda.

Dibandingkan dengan pemeriksaan berkala yang biasa dilakukan di Indonesia, sebenarnya anjuran ini lebih sederhana dan sudah tentu juga lebih hemat. Pemeriksaan ini sudah mencukupi untuk pemeriksaan kesehatan berkala orang yang tak mempunyai keluhan.

Semakin meningkat usia, pemeriksaan perlu lebih kerap dilakukan. Pada orang yang berusia diatas 50 tahun, pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan setahun sekali, karena risiko menderita darah tinggi semakin meningkat. Pada anjuran ini sampai usia 65 tahun bila tak ada keluhan, konsultasi dengan dokter cukup setiap satu sampai dua tahun sekali. Setelah usia 65 tahun meski tak ada keluhan perlu memeriksakan diri pada dokter setahun sekali