Selasa, 26 Mei 2009

Konsep Sehat Sakit

Pada abad-abad terdahulu sehat ditentukan dalam arti yang normal dan alami, sehingga setiap sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam maka dianggap tidak sehat dan harus dicegah.

Pada zaman keemasan Yunani, sehat merupakan suatu virtue, sesuatu yang dibanggakan sedangkan sakit sebagai sesuatu yang yang tidak bermanfaat. Filosofi Cartesian yang berorientasi pada kesehatan fisik menyatakan bahwa sesorang dapat dikatakan sehat apabila tidak ditemukan kelainan fungsi dari alat tubuh, sedangkan aspek mental dan rohani bukan urusan medis melainkan dianggap sebagai urusan agama.

Dalam perjalanannya, terjadi perubahan setelah ditemukan adanya bibit penyakit. Hal tersebut memberikan isyarat bahwa seseorang dikatakan sehat apabila terbebas dari kuman penyakit didalam tubuhnya. Perkembangan pola pikir selanjutnya membuat pengertian akan sehat juga mengalami perubahan, sehingga pada tahun lima puluhan WHO memberikan definisi tentang sehat sebagai keadaan sehat sejahtera fisik mental-sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Definisi tersebut pada akhirnya mengalami perubahan, sehingga definisi WHO berikutnya seperti yang tertera dalam UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 memasukkan unsur produktif sosial dan ekonomi untuk menyempurnakan pengertian tentang sehat yang disusun sebelumnya.

Beberapa negara mengutamakan konsep sehat produktif yang mengartikan sehat merupakan sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya kesehatan harus diarahkan untuk membawa penduduk memiliki kesehatan yang cukup agar bisa hidup produktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar